Sabtu, 26 Juni 2010

Sebelum Kedua Pintu Surga Tertutup

Saudaraku...,
Berbakti kepada kedua orangtua,adalah karakter para sahabat dan orang-orang shalih.Mari kita lihat kisah tentang Usamah ra yang sangat mengutamakan ibunya.Dalam Shifatu Shafwah dikisahkan harga sebuah pohon kurma pernah mengalami kenaikan harga hingga mencapai sekitar seribu dirham di zaman Utsman bin Affan ra.Tetapi,Usamah tetap membeli sebuah pohon kurma lalu ia ambil jamarnya(jantung pohon kurma)untuk ia berikan kepada ibunya.Ketika ditanya,kenapa ia melakukan iyu,Usamah mengatakan,"Ibuku sudah meminta aku membelikan jantung pohon kurma.Setiap kali ibuku meminta sesuatu yang aku mampu,pasti aku memberikannya."

Saudaraku...,
Berapa banyak kita pernah memberikan hadiah yang menyenangkan mereka?Hasan Al Bashri rahimahullah mencerminkan sikapnya tentang berbakti kepada kedua orangtua.Hasyam bin Hassan ,salah satu muridnya ,pernah berkata kepada Hasan Al Bashri,"Saya ingin mempelajari Al Qur'an,tetapi ibuku menungguku untuk makan malam."Al Hasan mengatakan,"Bila engkau makan malam bersama ibumu,dan itu membahagiakan hatinya,itu lebih aku sukai daripada haji."

Lalu,adakah waktu khusus yang memang kita sediakan untuk makan bersama orangtua kita?

Saudaraku...,
Orang-orang shalih sangat berhati-hati berucap di depan orangtua mereka.Lalu mereka menyesal bila sikap itu dilanggar.Dengarlah sabda Rasululloh SAW yang disampaikan Ibnu Abbas ra,"Tidaklah seorang Muslim yang mempunyai kedua orangtua,kemudian pada waktu pagi ia lakukan kebaikan kepada keduanya,kecuali Allah akan bukakan untuknya dua pintu surga.Dan,ketika sore hari ia masih melakukan kebaikan kepada kedua orangtuanya,Allah bukakan lagi untuknya dua buah pintu surga(HR Al Baihaqi).Itulah sebab tagisan Iyas bin Muawiyah rahimahullah.Sebab,tatkala ibunya meninggal dunia,ia menangis dan ditanya,Mengapa engkau menangis?Ia menjawab:"Aku memiliki dua buah pintu yang terbuka untuk menuju surga dan sekarang,salah satu pintu tersebut sudah tertutup.

Saudaraku...,
Marilah,sebelum kedua pintu itu tertutup....berbakti kepada kedua orangtua.

Minggu, 13 Juni 2010

Bertahan di Puncak itu lebih sulit

"Sesungguhnya mencapai puncak itu sulit,tapi bertahan tetap di puncak itu lebih sulit "(Ibnul Jauzi)

Saudaraku,
Ternyata,hanya mengetahui suatu kemaksiatan dan mengetahui bahayanya,tidak otomatis menjadikan orang menjauhi dan meninggalkan kemaksiatan itu.Lihatlah,berapa banyak justru orang berilmu melakukan kemaksiatan lebih besar daripada orang yang tidak berilmu.Berapa banyak justru orang yang mengetahui bahaya kemaksiatan itu,terjerumus di lumpur kemaksiatan yang sama.

Saudaraku,
Merubah diri dari lalai menjadi taat memang tidak mudah.Mengangkat kaki dari suatu kekeliruan yang sudah lama dilakukan,lalu memindahkannya ke atas jalan yang benar dan baik ,itu sulit.Justru masalah inilah yang pertama kali harus kita sadari dalam-dalam.Seperti dikatakan IMAM IBNUL JAUZI,"Jangan sekali-kali engkau menganggap jalan (merubah diri menjadi baik) itu mudah."Jalan itu dipenuhi sesuatu yang kita benci,banyak halangan,penuh duri-duri tajam yang bisa membuat kita sakit.

Hanya saja,jika kita sudah berhasil melewatinya,kita pasti akan melupakan seluruh rasa sakit,seluruh keletihan itu.Jika telah melewatinya,kita akan merasakan kelezatan yang tak terbandingkan oleh kelezatan manapun dari kelezatan duniawi yang pernah kita rasakan.

Saudaraku,
Mari kita dengarkan indahnya uraian nasihat Imam Ibnul Jauzi dalam kitab Shaidul Khatir tentang tahapan perjalanan yang harus kita lakukan untuk menjadi lebih baik.Menurut Ibnul Jauzi,yang harus kita lakukan:
Pertama,adalah memperbanyak diam.Dalam diam itu engkau akan lebih bisa meraba keburukan.Jika engkau bisa merabanya,maka jiwa akan luluh dan hancur,lalu menyadari bahwa dirimu berada di jalan yang berlawanan dari kehendak Allah SWT.Setelah itu,ingatkanlah jiwa dengan kekeliruan-kekeliruan yang dilakukan ,satu persatu.Kenalilah apa akibat setiap kekeliruan itu,sampai benar-benar disadari.

Langkah berikutnya,lemahkanlah jiwa dengan rasa lapar.Ibnu Jauzi mengatakan jika jiwamu masih belum bisa melakukan itu dan menolaknya,maka hancurkanlah kekerasan jiwa itu dengan memperbanyak puasa,hinakanlah ia dengan rasa lapar.Karena, sesungguhnya jiwa jika mengalami sakit karena lapar,ia akan tunduk,mau mendengar dan cenderung pasrah untuk menerima apa saja."

Langkah berikutnya adalah,perangi sikap menunda-nunda.Ini nasihat Ibnul Jauzi selanjutnya.Bahwa tekad meninggalkan kemaksiatan itu sangat rentan dengan gangguan menunda-nunda,dengan seribu satu alasan.Jika engkau mendapati jiwa ingin menunda-nunda untuk kembali ,dan membayangkan waktu panjang dan pendek,bawalah ia secara paksa untuk mengingat tak ada ajal yang bisa diperkirakan.Bahwa mungkin saja ajal itu datang kepada jiwa sebelum ia menunaikan keinginan kembalinya.Lalu,ulangi lagi katakan pada jiwamu tentang hukuman dan kengerian.

Saudaraku,
mari jadikan ketaatan sebagai tabiat dan hal yang biasa dalam diri kita,sebagaimana juga dahulu,kemaksiatan itu telah menjadi tabiat dan hal yang biasa bagi jiwa kita .Dan,kita tetap bertahan untuk berada di dalam ketaatan ini bersama-sama.Amin.

Kamis, 10 Juni 2010

Tutup Dan Jaga Aib Saudaramu....


Saudaraku...,Dalam perjalanan yang sudah kita tempuh bertahun-tahun ini,pasti ada banyak debu yang menempel di pakaian dan tubuh kita.Itu sudah pasti merupakan konsekuensi perjalanan panjang yang kita lakukan.Pasti banyak ganjalan dan sandungan yang mewarnai hubungan kita.Bahkan mungkin lebih dari itu,kita bahkan pernah pula tersinggung bahkan merasa tersakiti hingga muncullah kerenggangan hubungan dan berkembangnya rasa benci.Saudaraku...,Kenalilah saudara kita,sebagai manusia seperti diri kita sendiri.Lakukan apa yang membahagiakannya,sebagaimana kita melakukan apa yang membahagiakan diri kita.Hindari prilaku yang menyakitinya,seperti kita tidak ingin merasakan sakit dari prilaku orang lain.Kita dan mereka,sama-sama mempunyai aib dan kekurangan.Terimalah dengan lapang keadaan ini.Saudaraku...,Kita tidak perlu banyak berbicara pentingnya menutup aib dan kekurangan diri sendiri.Karena umumnya,setiap orang tak ingin aib dan kekurangannya tersebar.Jarang orang yang menghendaki keburukan,kejahatan,penyimpangan,kekeliruan yang dilakukannya,dibeberkan kepada khalayak ramai.Memang ada saja orang yang menyimpang dari kaedah umum itu.Karenanya,Rasululloh SAW bersabda:"Semua umatku akan termaafkan kecuali al mujahiruun.Termasuk al mujahiruun adalah orang yang melakukan sesuatu di malam hari,kemudian saat pagi telah Allah tutupi apa yang ia lakukan itu,tapi ia malah mengatakan:"Saya tadi malam melakukan ini dan itu."Tuhannya telah menutupi kesalahannya,tapi kemudian ia sendiri yang menyingkap tirainya.Lihatlah sabda Rasulullah SAW<"Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim,maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.Saudaraku...,Tapi kita perlu berbicara tentang anjuran untuk tidak menyebarkan aib dan kekurangan orang lain.Jika ada seseorang berupaya menutupi penyimpangannya,kita harusnya bisa membantu untuk tidak menyingkap penutupnya di hadapan orang lain.Karena prinsipnya,kekurangan,cacat,aib,kesalahan saudara kita itu harus ditutupi,dilindungi,tidak disebarkan ke banyak orang.Semoga kita termasuk orang yang pandai menutup aib saudara kita karena kita menyadari bahwa belum tentu kita sebaik mereka.

Awal Perkenalan

Assalamualaikum..

Nama lengkap saya Imron Rosidi, biasa di panggil Boim..
Saya ingin banyak mengenal banyak orang..
salam kenal dari saya.


Wassalamualaikum